Senin, 30 Januari 2017

Melatih keseimbangan otak kiri dan otak kanan


                                         
Melatih keseimbangan otak kanan dan otak kiri
1.Menciptakan kondisi  nyaman, tenang, dan adem.
2.Mengerjakan sesuatu dengan mendengarkan musik yang kita suka.
3.Berolahraga (kalau saya berlatih dengan konsentrasi semampunya dalam menghitung gerakan  dan nafas).
Tidak ada rahasia dalam menggali potensi pikiran kita, kuncinya adalah pada apa yang biasa masuk ke pikiran kita. Coba anda rasakan ketika stress melanda, bukankah pikiran buruk(masalah) itulah alurnya  menekan kita secara massiv dan berulang-ulang. Fokus kita adalah pada apa yang masuk dan apalagi berulang-ulang ke dalam pikiran itu, sebab hasil dari kehidupan saat ini adalah buah dari tindakan pada masa yang lalu baik itu hasil baik atau buruk. Sedangkan tindakan  adalah olahan dari alam bawah sadar  yang  diperoleh dari apa yang masuk dan berulang-ulang kedalam pikiran. Alam bawah sadar mencatat kebiasaan pikiran yang berulang kedalam database, yang mempengaruhi sekali terhadap keyakinan, sifat, keberuntungan, manusia yang punya pikiran itu sendiri. Yang musti kita lakukan sekarang adalah berusaha menimbulkan pikiran positif yang berulang-ulang agar kita bisa menanamkan database positif kedalam alam bawah sadar kita. Memang tidak mudah, dan harus dilakukan dengan pelan pelan dan juga melatih kesabaran/ kecerdasan emosi/ kesadaran.

Tips untuk melatih kesadaran pikiran:
a.Duduk tegak boleh, bersila boleh, dan hitunglah nafas anda pelan pelan dan damai.
b.Olahraga teratur.
c.Jaga hubungan sosial yang baik. Dengan pasangan, keluarga, atau orang lain.
d.Tertawalah, dan munculkan perasaan bahagia.
e.Makan buah buahan. Misal: Srtowbery, bluberry, pear, pisang, dan lainnya yang menyehatkan.
f.membaca
g. relaksasi (yoga).

Hubungan dengan teori hukum tarik menarik (the law off attraction), maka urutan untuk bisa menggali pikiran positif dan mendapatkan hidup yang positif adalah:
a.Kita harus merasa baik terlebih dahulu. Seperti kita berhak hidup, berhak sehat, berhak sadar, berhak bahagia, berhak kaya, dan lain lain yang baik-baik.
b.Berusaha terus “ingat untuk mengingat”. Sadar sekarang sedang ada dimana?sedang apa?merasakan apa?harus apa?dan lain-lain. Sepertinya sederhana, beruntunglah bagi anda yang tidak begitu kesulitan berkonsentrasi seperti itu, tapi bagi sebagian orang lumayan susah lho .mungkin anda merasakan demikian, jika iya maka bisa jadi ada pikiran buruk yang ada dalam memory alam bawah sadar kita yang udah lumayan mepengaruhi kehidupan kita, dominasi pikiran buruk itu prosentasenya sama dengan susahnya kita berkonsentrasi, maka  dalam agama kita dianjurkan salah satunya melakukan sembahyang untuk melatih konsentrasi kita. Ingat untuk mengingat  bertujuan untuk menjaga terus kesadaran kita  agar mengatahui apa apa yang dapat kita bawa kepada keiklhlasan, ridlo, menerima secara nyata dengan tanpa paksaan. Karena keterpaksaaan adalah pangkal rasa tidak puas, kecewa, dan biang munculnya pikiran buruk(menuntut secara tidak sesuai keadaan).Jika kita sadar akan kenyataan namun belum bisa menerima kenyataan, maka antara qolbu dengan akal pikiran tidak akan sinkron. Bisa jadi kalo orangnya sedang sakit tidak sembuh-sembuh, stress bekepanjangan, susah tidur, dan gangguan fisik atau mental yang awet he he. Ingat para guru universal menyatakan manusia yang hidupnya sudah mencapai “jatidiri sejati” salah satunya adalah kesesuaian antara hati dan pikiran.
c.Berusaha menciptakan keseimbangan hati dan pikiran. Jika sudah bisa menyelaraskan dan menyeimbangkan hati dan pikiran, maka akan tewujud yang namanya rasa, karsa, dan karya nyata yang terkendali . hidup mengalir dengan irama alam, tahan dalam segala guncangan, dan damai selalu.

Praktik the law of attraction
1.Pancarkan pikiran kita kea lam semesta apa yang kita inginkan.
2.kemudian gambarkan secara pelan-pelan dalam benak kita dari samar menjadi semakin jelas.
3.Yakini bahwa gambar-gambar dalam benak kita adalah nyata, bangun perasaan bahwa kita merasa baik dan layak mendapatkan apa yang kita inginkan.
4.lepaskan ke alam semesta secara senang dan berbahagia serta bersyukur (mengucapkan terimakasih) dengan menjadikan start detik itu juga kita telah masuk dalam proses menerima apa yang kita inginkan. Dan tunggulah keajaiban………
5.Terakhir dalam actionnya ikuti kata hati nurani, dan visualkan secara bertahap … itulah tindakan yang mengantar kepada kesuksesan dan kemuliaan.

Hukum tarik menarik berbunyi:
Semesta menerima pancaran unsure-unsur yang dipancarkan otak  pikiran manusia dan menarik/menggerakkan objek benda-benda dan hal-hal yang sama dan mirip dengan apa yang dipancarkan itu menuju kesumber pancaran.

Mengenal sedikit tentang kehidupan



Mengenal sedikit tentang Kehidupan

Hallo teman, masih sehatkah kita saat ini?masih bisa bernafaskah kita saat ini?Segala puji bagi Tuhan semesta alam, saat ini kita masih diberi kesehatan, masih diberi nafas. Kenapa sehat kenapa nafas?karena manusia jika masih bisa bernafas berarti dia masih hidup dan jika sehat dia pasti bisa bernafas. Mungkin sebagian besar dari kita setiap hari sibuk dengan pekerjaan dan aktifitasnya masing-masing, terlelap dalam aktifitas duniawi yang seakan-akan tak pernah bisa berhenti. Bangun pagi, ambil mandi, makan, lalu berangkat kerja. Sehabis kerja pulang  sore hari capek lalu mandi lagi makan lalu istirahat lalu tahu-tahu sudah pagi lagi. Tanpa terasa hari berganti hari, bulan, dan tahun berlalu. Keinginan-keinginan datang silih berganti yang terpancar beraneka warna dan yang senantiasa melingkupi segala pemikiran kita, tindakan kita, ekspresi kita bagaimana agar bisa cepat terwujud. Apakah hidup itu memang sedemikian kiranya?mari kita simak paragraph-paragraf selamjutnya.

Pernahkah anda-anda mengalami jenuh?tiap hari beraktifitas begitu-begitu saja gak ada variasi?bertemu orang-orang yang itu-itu saja, rasanya seperti terbelenggu oleh dogma pemenuhan kebutuhan materi, prestise, kekayaan, jabatan, dan idealisme semu  yang dilambangkan dengan “uang”, tapi pada keadaan seperti itu, kita seperti tak berdaya untuk melawannya, tidak punya kekuatan untuk keluar dari kondisi itu. Dan akhirnya kita hanya bisa diam dan merenung.  Jika anda pernah atau sedang mengalami keadaan jenuh semacam itu, maka  selamat!...ahaaay…anda sedang mulai berkenalan dengan kehidupan. Lho mas, anda itu ngomong apa to?bukankah kondisi  jenuh semacam itu disebut stress?lha wong stress kok diselamati!edan kamu mas!!apalagi malah dibilang kenalan dengan kehidupan…saya sudah kenalan dari dulu, saya udah hidup dari dulu!! Huuuuu……
Sabar Mas/mbak, santai rileks dulu he he.. Kenapa saya berkata demikian, karena saya dulu pernah mengalami hal-hal seperti itu. Dari umur anak-anak sebenarnya kita sudah mengalami yang namanya tuntutan. Dimulai masuk sekolah dari taman kanak-kanak, sekolah dasar, sekolah menengah, sampai universitas kita sudah biasa hidup dengan tuntutan bahkan dalam rumahpun ada tuntutan dari aturan yang harus kita taati dan lakukan. Disitu ada selingan jika kita tidak bisa memenuhi tuntutan itu, maka kita mendapatkan blab la bla dan lain sebagainya.Anehnya pembawaan kita dituntut itu masih saja kita bawa sampai kita lulus sekolah/kuliah lalu masuk lingkup kita bekerja. Bahkan sampai kita menjadi dewasa, menikah dan punya  anak. Saya lanjutkan pertanyaan saya, Apakah anda masih merasa dituntut sampai saat ini?beratkah?pusingkah kepala kita?dan apakah tebakan saya benar, anda akan kembali kepada kata jenuh tadi . Maaf , mari jujurlah pada diri kita sendiri bahwa kita memang capek dituntut terus. apakah kita hidup memang untuk dituntut?wah seperti di pengadilan saja ya main tuntut-tuntutan hue he he.

Dahulu ketika di pertengahan perkuliahan , saya juga merasakan jenuh bahkan seperti sudah tidak ada semangat mau belajar berkompetisi dengan lainnya, dan kehilangan arah. Saya memvonis saya sudah capek dan saya mau hidup bebas tanpa ikatan aturan. Akhirnya nilai saya buruk dan disitu mulai berniat bagaiman cara cepat segera diwisuda. Pikiran saya waktu itu, jika lulus kuliah saya mau hidup bebas. Saya merasa hidup dari anak-anak sampai dewasa hanya ajang memenuhi tuntutan dan mematuhi aturan yang terasa memaksa diri ini. Jiwa saya menolak dan berontak sehingga saya mengalami stress, prestasi menurun, dan krisis mental kepercayaan diri. Berjalannya waktu, saya cari terus apa maunya diri ini sampai akhirnya saya berpikir mungkin dengan menikah saya bisa lebih sabar dan keberuntungan saya datang sehingga tuntutan-tuntutan bisa saya penuhi. Beban tuntutan hidup bisa saya bagi dengan pasangan, dan saya berfikir akan lebih ringan. Saya juga berpikir jiwa saya akan lebih tenang dengan fokus kepada keluarga saya nantinya. Setelah itu saya berdoa dan singkat cerita saya lulus kuliah dan dikasih jodoh oleh Tuhan. Saya menikah dan mengarungi hidup baru. Apa yang terjadi selanjutnya?benar memang setelah saya menikah, saya memperoleh pengalaman baru, situasi baru, kondisi baru. Sebentar sekali saya merasa takjub, tapi waktu berjalan saya mulai dikerubuti tuntutan-tuntutan dari berbagai pihak. Dari lingkungan saya bekerja, dari keluarga besar, dan yang lebih utama adalah dari keluarga saya sendiri. Dalam waktu sekejab, kesulitan-kesulitan mulai datang. Tiba-tiba saya yang dulu jarang punya hutang jadi punya hutang banyak. Dulu saya jarang menunda pekerjaan, sekarang jadi banyak kerjaan menumpuk, urusan-urusan menjadi semakin kompleks, dan lainnya. Bayangan dulu setelah menikah aka begini, begitu tenyata terbalik-balik. saking besarnya tuntutan, dan saya tidak bisa mengimbangi, akhirnya saya pusing dan jatuh sakit. Di dalam keterpurukan itu saya mendapatkan banyak evaluasi diri dan saya berusaha bangkit.

Ternyata setelah saya berfikir dalam, apa yang membuat saya menderita adalah saya salah dalam berfikir. Saya dulu belum punya yang namanya “Kesadaran”.  Saya masih menjadikan sesuatu persoalan dan tuntutan itu datangnya dari luar, saya belum memiliki kesadaran dari dalam diri bahwa saya harus bisa berdamai dengan persoalan, dengan masalah, dengan tuntutan, dan dengan segala keadaan. Jiwa saya menuntut sempurna, tapi diri ini belum bisa menerima kenyataan sebagai sebuah bentuk penyadaran. Akhirnya raga ini layaknya kendaraan yang tiap hari dipakai tapi tidak pernah dirawat. Ya tanpa terasa semakin cepat rusak dan mogok. Ketidaktahuan saya mengenai kesadaran ini akhirnya membawa saya berfikir pendek,dan merasa tidak pernah merasa hidup tenang dan bebas. ternyata hidup sebelum menikah dan sesudah menikah sama saja. Tapi beberapa tahun setelah saya terpuruk, saya bersemangat untuk mencari “kesadaran” dengan harapan saya bisa hidup bebas dan tenang meskipun banyak masalah. Saya terus mencari konsep kesadaran diri, bagaimana cara saya bisa merangkul masalah menjadi sahabat yang menyenangkan bagi saya, bagaimana cara berteman dengan tuntutan-tuntutan hidup, dan yang terakhir bagaimana cara menikmati hidup.
Saya akhirnya mulai belajar, dan tetap akan belajar dalam sisa hidup saya bahwa:
a.Seburuk apapun kita dimasa lalu jangan khawatir teman, pengalaman pahit adalah obat kuat hidup kita yang paling manjur. Jadi maju terus, “Sing penting Joged”.
b.Apapun profesi anda, apapun pekerjaan anda, yang anda kerjakan saat ini adalah yang terbaik yang diberikan Tuhan kepada kita. Masalahnya bukan pada persoalan/tuntutan yang kita hadapi, tapi bisakah kita memunculkan kesadaran dalam diri kita untuk menerima tantangan hidup dan mengatasinya.
c.Awali dengan “menerima kenyataan”, maka beban hidup akan lebih terasa ringan .
d.Berlatih untuk memaafkan diri sendiri, dan orang lain tiap saat. Kejarlah kesadaran lewat berlatih kesabaran.
e.Sekaya-kayanya anda, sepintar-pintarnya anda, selama belum bisa memperoleh “Kesadaran” diri, maka masih akan terus terjadi konflik fikiran dan hati (konflik batin) dan hidup masih akan terbelenggu tali egoisme diri. Hiduplah bebas dan tenang.
f. Mungkin kita merasa pandai sekarang, paling gaul sekarang, paling wah sekarang, paling top sekarang, paling sukses sekarang. Tapi berhati-hatilah kepada jalan yang terasa mudah tapi menggelincirkan jiwa raga kita kedalam lubang hitam duniawi. Sadar…sadar…sadar…
g.Jadikanlah kesadaran sebagai penyeimbang kehidupan.Yang kita butuhkan hanya ketika daya kesadaran kita mulai menipis, maka berhentilah sejenak untuk "me-recharge" baterai kesadaran dan lanjutkan kehidupan anda kembali. Jadilah sehat, jadilah bijak, dan jadilah bahagia. 

Maafkanlah kata-kata saya yang bodoh ini, maaf jika kurang berkenan. Salam sejahtera bagi semua makhluk.

“KENALILAH DIRIMU, MAKA KAU AKAN KENAL KEHIDUPAN”

Jumat, 27 Januari 2017

Apa itu stress?apa itu depresi?



Apa itu Stress? apa itu Depressi?

A.Mengenal Stress

Apakah anda pernah stress?saya yakin jawabannya hampir sama “iya pernah” dan manusia hidup pasti pernah mengalami yang namanya stress. Cuma  tiap orang mengalami stress frekuensinya berbeda-beda antara satu orang dengan lainnya. Sebenarnya stress itu apa to?terus apapula yang namanya depresi itu?mari kita “pelan-pelan” pelajari bersama-sama biar kita gak tambah stress he he… 

Sebelumnya kita sedikit menyimak sejarah manusia. Manusia hidup dari jaman jutaan tahun yang lalu sampai sekarang, peradaban manusia mengalami perubahan. Dari sarana transportasi yang dulunya masih jalan kaki atau naik kuda/unta sekarang udah naik kendaraan bermotor bahkan naik pesawat. Dulu orang bicara harus “face to face” atau kirim-kiriman surat, sekarang  bisa lewat gadget walaupun jaraknya bisa ratusan kilometer bahkan lebih. Manusia semakin berkembang dari waktu ke waktu dengan harapan dia dapat semakin mempermudah akses dan interaksi dalam mengarungi yang namanya “Hidup”. Tapi pertanyaan dari saya, mengapa dari jaman dahulu sampai sekarang orang masih mengalami stress?kalo jaman dulu sih bisa logis mau apa-apa masih terbatas, entah itu sarana prasarananya atau teknologinya. Lha sekarang yang katanya teknologinya sudah canggih, mau apa-apa mudah. Kenapa orang masih stress?

Tahukah kita, apa yang tidak berubah dari manusia dulu sampai manusia saat ini?jawabannya adalah “keinginan” . Ya keinginan itulah yang tidak pernah berubah. Orang dulu dan orang sekarang sama-sama punya keinginan. Bisa kita pahami keinginan  adalah hasrat yang timbul dari pikiran manusia akibat dari interaksi panca indera yang mendorong seseorang itu untuk memiliki atau mengusai sesuatu dari apa yang dirasakannya, dilihatnya, disentuhnya. Sebenarnya hal seperti itu adalah hal alamiah bagi manusia hidup, tapi hal yang menjadikan situasi berbeda adalah kemampuan dari masing-masing manusia untuk memenuhi keinginannya. Manusia yang tidak mampu memenuhi keinginannya itulah yang biasanya mengalami stress. 

Stress itu dari kata “Strecth” yang artinya tarikan atau pengencangan. orang yang stress dia mengalami ketegangan syaraf yang disebabkan adanya dorongan atau tuntutan pemenuhan keinginan dari pikiran  akan tetapi tubuh belum bisa menciptakan keadaan yang diinginkan, dan kondisi yang diinginkan. Stress itu juga bisa diartikan adanya ketidakseimbangan dalam tubuh akibat dari kondisi yang tidak diinginkan, seperti banyak masalah yang belum teratasi dan pekerjaan tidak bisa diselesaikan tepat waktu. Stress adalah hal alami dan wajar dialami manusia, karena manusia dihidupkan dengan keadaan terbatas baik dari segi kemampuan, skill keahlian, instinc, intelektual, kondisi fisik,dan lain sebagainya. Tiap-tiap orang punya kelebihan dan kekurangan, tapi hampir semuanya punya keinginan yang sama pengin kaya, pengin bahagia, pengin punya banyak uang, pengin punya rumah mewah, mobil mewah, dan keinginan lainnya.

Lalu pertanyaan selanjutnya, apakah kebutuhan dan keinginan itu sama?menurut pengalaman saya, sebenarnya kedua istilah itu berbeda adanya, kebutuhan mengacu pada sesuatu bisa fisik atau non fisik yang pada hakekatnya dibutuhkan atau diperlukan dalam waktu dekat atau segera dipenuhi, bila tidak segera dipenuhi bisa berakibat langsung pada proses berlangsungnya hidup kita, misalnya kebutuhan akan makan. Manusia yang hidup butuh makan jika tidak dipenuhi maka manusia bisa sakit, dalam dunia kedokteran kalau gak makan lebih dari tiga hari daya tahan tubuh manusia akan menurun drastis dan bisa menyebabkan kematian. Kebutuhan itu dalam ilmu ekonomi dibagi menjadi kebutuhan primer (sandang, pangan, papan), kebutuhan sekunder (kendaraan, handphone,dll), kebutuhan tertier (taman, kolam, piknik, dll). Bagaimana dengan keinginan?keinginan mengacu pada sesuatu yang menuntut pemenuhan kepuasan perasaan manusia meskipun tidak butuh. Misalnya sama-sama butuh makan tapi keinginan menuntut makan yang enak, sama-sama butuh pakaian tapi keinginan menuntu pakaian yang bagus. Lalu apakah salah jika orang punya keinginan?tidak salah orang mempunyai keinginan karena dari sononya memang Tuhan memberikan manusia jiwa,raga,panca indera, untuk hidup dan menikmati hidup. Menikmati hidup yang bagaimana?tentunya yang tidak stress he.. he. Maka kita dianjurkan bisa untuk menyeimbangkan antara kebutuhan dan memanage keinginan, agar hidup kita seimbang. Tiap orang punya kebutuhan dan keinginan yang berbeda-beda, tapi  jika  dicermati kebutuhan manusia itu terbatas dan yang tidak terbatas adalah keinginan. Dalam buku ekonomi yang saya baca, terdapat pernyataan pendapatan itu terbatas sedangkan kebutuhan itu tak terbatas. Pada kesempatan ini saya akan sedikit mengoreksi pernyataan itu yang tak terbatas adalah keinginan dan bukan kebutuhan, mengapa?coba mari kita praktik pada diri kita sendiri. Apakah kebutuhan kita saat ini?ha ha ha….saya yakin yang anda jawab adalah uang banyak, mobil bagus, sepeda motor sport, dll. Yang anda sebutkan itu adalah keinginan dan bukan kebutuhan.

Mungkin yang lebih tepat kita rasakan saat ini kita butuh minum untuk menambah cairan tubuh, butuh makan siang untuk memulihkan stamina, butuh istirahat sebentar untuk menghilangkan capek, dan kebutuhan lainnya. Lalu apa yang saya temukan untuk kedua istilah ini?adakah hubungan antara kebutuhan dan keinginan?ternyata jawabannya mencengangkan saudara-saudara ..(wuihhh kaget). Orang tidak begitu mengalami stress ketika berusaha memenuhi kebutuhan kita, sedangkan orang mengalami stress karena berusaha memenuhi keinginan. Butuh ilustrasi?baiklah misalnya ada satu orang yang sama-sama mau makan sedangkan didepannya sudah ada sepiring nasi ada sayur dan ada lauk berupa ikan dan segelas susu. Bagi orang yang "butuh" makan maka ia akan berdoa “Terima kasih Tuhan, atas rejeki makanan saat ini. Mohon keberkatan dalam makanan ini untuk kesehatan hamba, Amin”, lalu dia akan memakanya dengan lahap, kebetulan juga rasanya enak dan disamping sehat juga mengenyangkan. Ditutup dengan meminum segelas susu dan setelah itu mukanya tampak semringah berseri-seri. Apa yang terjadi bagi orang yang punya "keinginan" banyak, sebelumnya dengan melihat makanan di depannya, ia sudah dihantui perasaan mau dimakan atau tidak dimakan ya?dikepalanya sebelumnya sudah ada gambaran keinginan didepannya sepiring nasi goreng dengan lauk ayam bakar dan segelas juz apel. Ada dua kemungkinan bagi orang yang sepeti ini. Pertama dia tidak jadi makan, lalu berusaha keluar mencari warung makan yang ia inginkan meskipun harus menahan lapar, sesampainya di warung yang dituju masih harus nunggu pesanan, akhirnya ngedumel/ menggerutu “kok lama amat sih pesanannya” perutnya malah jadi sakit dan seterusnya akhirnya stress….kemungkinan kedua dia akan makan hidangan didepanya dengan perasaan ragu-ragu akhirnya apa yang dimakan rasanya tidak enak karena udah beda “dimulut” dan “dirasa” ampe lupa berdoa he he. Masih kebetulan juga gusinya ketusuk duri ikanlah, meskipun jumlah butian nasinya yang segitu banyak aja masih dapat "keberuntungan" dapat jatah ngunyah kerikil apes-apes wkwkwk.. belum nyampe kenyang udah berhenti dan susunya lupa diminum. Balik kerja lagi jadi males-malesan karena makan gak kenyang, dikepalanya  masih kepikiran makan aja, akhirnya stress kerjaan belum rampung sudah pulang duluan gara-gara kelaparan. sudahkah anda mendapatkan gambaran yang saya maksud?makanlah dengan pelan dan benar he he.

Sering kita mendengarkan pemuka Agama berkata Tuhan sudah menjamin kebutuhan kita. Kebutuhan kita dan bukan keinginan kita. Ketika kita butuh sesuatu kemudian kita berdoa kemudian selang berapa saat kita bisa memenuhi kebutuhan itu. Kadang kita tidak butuh usaha besar dan kita tahu-tahu sudah mendapatkan kebutuhan kita. Kita butuh makan siang, kita masuk warung makan, makanan datang, kita berdoa begitu mau makan tahu-tahu ada teman kita datang nawarin traktiran yang kebetulan pula dia sedang ulang tahun. Semakin lengkap dan sempurnalah kenikmatan yang kita peroleh dalam usaha pemenuhan kebutuhan kita.  Hal seperti itulah yang menurut saya adalah kebenaran yang nyata. Keinginan kadang menjauhkan kita dari rasa syukur, dari rasa terima kasih, dan dari kesabaran. Kita harus  bisa belajar membedakan mana yang "butuh" dan mana yang "ingin", juga belajar menyesuaikan keinginan dengan kemampuan kita agar rasa yang kita terima adalah rasa yang murni adanya, rasa yang membimbing kita pada kesabaran dan keseimbangan. Jadi stress itu obatnya keseimbangan.

B.Mengenal depresi

Apakah stress itu berbahaya?ya, bila tidak dikelola dengan baik ,stress yang berulang-ulang terjadi bisa menyebabkan depresi dan bisa membahayakan. Stress adalah keadaan dimana kondisi tidak seimbang itu berlangsung sementara. Begitu apa yang menjadi pemicu stress itu berhasil diatasi atau diturunkan tekanannya maka berangsur-angsur stress itu menghilang. Apakah penyebab depresi?penyebab depresi adalah stress yang berkepanjangan. Pemicunya biasanya adalah masalah-masalah yang muncul dan kita tidak/belum mampu untuk menyelesaikan. Yang namanya manusia, tiap saat pasti mengalami persoalan, persoalan yang tidak segera teratasi akan menjadi masalah, nah masalah ini yang bisa menyebabkan stress, dan stress yang berkepanjangan  menyebabkan depresi. Stress identik dengan rasa jenuh,capek, otak rasanya sudah gak bisa mikir. Tapi biasanya dengan beristirahat sejenak, pergi ketempat teman, sekedar menghibur diri, makan ditempat favorit,  lalu esok hari sudah fresh kembali. Lain dengan depresi kemanapun kita pergi, meskipun sudah makan makanan paling enakpun rasa putek itu tetap nempel terus dibadan kita. Seperti memakai jaket ketidakberuntungan yang susah dilepas, tahunya sial terus. Mengerjakan apapun terasa susah dan lain-lain. Berikut saya sampaikan perasaan-perasaan yang tidak enak yang timbul akibat depresi berdasarkan pengalaman saya kena depresi:

a.Tidak bisa tidur (insomnia)
Mungkin tiap saat mikir persoalan yang sama, tidak pernah relaksasi jadi syaraf tegang berlebihan sehingga mengganggu keseimbangan tubuh salah satunya jadi sulit tidur. Mungkin tidurnya semalam hanya berapa menit saja. Berbahagialah anda-anda yang bisa tidur, jika bisa tidur berarti tubuh bisa melakukan tugasnya untuk recovery dari kelelahan. Jika anda mengalami susah tidur, anda bisa menyimak tips saya di tulisan yang lain. Salah satunya relaksasi.

b.Gelisah , cemas, khawatir
Tiba-tiba sekujur badan keluar keringat dingin merasa gelisah, cemas, khawatir akan mengalami kejadian buruk sebentar lagi. Begitu kuatnya perasaan itu, kadang sampai bingung mau apa. Bingung harus apa. Biasanya dulu tiap merasakan hal itu, saya akan langsung duduk, telapak tangan kanan saya taruh didada dan saya berdoa.

c.Ketakutan dan phobia pada sesuatu
Pada saat tertentu tiba-tiba merasa takut sekali seperti mau ada hantu atau iblis jahat yang akan datang dan memakan kita. Takut keramaian (penginnya sendiri), takut mati, takut gagal dan takut untuk melakukan apa-apa. Merasa ketakutan yang sangat jika melihat sesuatu (phobia), dulu saya takut sekali jika melihat ular, walaupun ularnya kecilnya seukuran lidi he he. Akhirnya seperti orang gak waras, tiap mau tidur mesti sibuk melihat lubang-lubang dibawah pintu, harus saya teliti dan saya sumpal pakai kain atau handuk biar tidak ada sesuatu yang masuk ketika saya tidur. Itu hampir tiap malam saya lakukan. Takut jika ada ular yang masuk rumah. Cara mengatasinya bagaimana?ya dikuatkan iman kita, percaya pada Tuhan jika kita pasti dilindungi OlehNya.

d.Ada bisikan-bisikan
Nah ini yang berbahaya, seperti ada bisikan-bisikan ditelinga kita. Tapi kebanyakan menyuruh kita pada keburukan. Kita diarahkan untuk apatis, tak berguna, cepet mati, malas beribadah, malas berbuat baik sekalipun hanya  silaturahmi ke tetangga, pikiran kita bingung  pada apa yang sedang kita lakukan sekalipun yang sederhana mau makan pake tahu atau tempe. Mikirnya bisa sampai cemas he he he..(kalo tempe goreng banyak minyaknya, nanti kolesterol, kalo tahu rebus sehat tapi gak enak,dsb). Saya mengatasi bisikan-bisikan itu dengan mengabaikannya, tidak mudah memang tapi keep calm and cool. Banyak membaca buku-buku psikologi agama, buku spiritual, buku terapi mental emosional tapi saya sarankan banyak tukar pikiran dengan teman yang pernah mengalami depresi atau pemuka agama agar kita gak tambah parah, atau bisa ke psikiater.

e.Sakit fisik
Mungkin karena saya terlalu lama memendam stress, dan sifat yang keras untuk memaksa melawan depresi ini dan ketidaktahuan saya dengan penyakit ini akhirnya fisik saya mencapai puncak kelelahan dan saya jatuh sakit. Diawali dari terus menurunnya  imun tubuh (dulu divonis DBD oleh rumah sakit), kemudian satu tahun berikutnya saya tak berdaya, sesak nafas melanda, raga seperti dicambuk pake besi beton, jantung bengkak, dan lainnya rasa-rasa yang gak enak. Sampai sekarang saya bersyukur sekali masih bisa bernafas, masih bisa meihat dunia, wah jangan sampai anda mengalami apa yang saya rasakan, betul-betul tidak enak. Saya mengatasi sakit fisik saya dengan meninggalkan rumah sakit dan masuk terapi-terapi fisik dan mental seperti  pijat syaraf, mengatur pola makan, pola hidup, pola pikir, dan ikut meditasi. Meskipun hasil yang saya tuai juga membutuhkan kesabaran dan waktu yang lama (bertahun-tahun) tapi saya bersyukur kepada Tuhan, saya dikurangi rasa sakitnya pelan-pelan.

Biasanya persoalan yang melingkupi  penderita depresi adalah persoalan sosial yang tak terselesaikan seperti masalah penghkhianatan teman, kekasih, suami/isteri, saudara, dan keluarga. Tapi tidak tertutup kemungkinan dari masalah lain seperti keadaan ekonomi seperti kebanyakan hutang, tekanan dari atasan, lingkungan yang tidak sesuai, dan yang lainnya. Tapi persoalan yang melibatkan emosi dan mental lah yang berada pada prosentase tinggi yang menjadi penyebab depresi. Karena penyebabnya adalah mental emosional maka obatnya adalah kesabaran. Kesabaran berpikir, bertindak, dan berinteraksi. Tuhan kuatkanlah kami, kuatkanlah iman kami….amin.

Secuil Kata Pengantar



Hallo Sobat!!
      Segala Puji Bagi Tuhan Semesta Alam. Salam sejahtera bagi kita semua. Apa kabar?semoga dalam keadaan baik, sehat, dan damai. Disertai oleh roda kehidupan berputar yang semakin kompleks, dan keadaan carut marut distorsi dunia semoga kita masih bisa melihat keindahan dan kejernihan sejauh mata memandang. Bolehkah saya mengajak anda sejenak melihat jendela?apa yang ada lihat?manusia masih meraung-raung dalam aktifitas yang rasanya tiada pernah jeda, gak di kota gak didesa pola pikirnya sudah masuk dalam kotak kepepet harus memenuhi kebutuhan dan keinginan. Hari ke hari tanpa terasa berganti, bermacam-macam keinginan muncul lenyap silih berganti, apa yang engkau pikirkan kawan?uang, uang, dan lagi-lagi.........uang. 
      Sebelumnya mari kita sejenak menyamakan persepsi bahwa manusia memang butuh uang untuk hidup lebih tepatnya lagi butuh pangan, sandang, dan papan plus kebutuhan sekunder untuk mempermak hidup kita. Pesan dari rata-rata para orang tua juga hampir semua sama "penting iso golek duit". Namun kadang yang menjadi pertanyaan saya apakah manusia dihidupkan oleh Kehidupan hanya untuk berpikir, bertindak,dan beraktualisasi hanya kearah pemenuhan kebutuhan hidup sebagaimana seni ekonomi (seni bertahan hidup)?Apakah standar kesuksesan manusia hidup dilihat dari suksesnya dia mampu menumpuk materi untuk mencukupi segala keinginannya?Silakan dijawab sendiri-sendiri, Mungkin bagi yang belum pernah merasa stress, galau, khawatir, gelisah, depresi , keberuntungan masih menaunginya jawabannya adalah iya kita terima memang kita hidup untuk bertahan hidup (berusaha terus hidup) dan menikmati hidup itu sendiri. Namun bagi sebagian yang lain yang telah/sedang  merasakan kegagalan, susahnya menghadapi hidup yang tidak sesuai keinginan, persaingan kompleks yang menekan pikiran dan tubuhnya saya kira jawabannya bisa sama bisa berbeda, Yang menjawab sama biasanya dia sedang berjuang mengatasi kesulitan bertahan hidup mereka tapi hasilnya begitu-begitu saja, sedangkan yang berbeda biasanya jawabanya berbunyi ya memang kadang kita capek selalu tiap hari selalu begini-begini saja apakah tidak ada perkembangan dalam kehidupan saya, dalam karier saya. saya merasa dalam ketidakberuntungan terus. Ada juga model jawaban yang lain misalnya: apakah karena dosa dan kesalahan masa lalu yang menjadikan saya gagal?dan apa yang bisa saya perbuat?apakah agama saya bisa menjawab penderitaan hidup saya?itu adalah model jawaban yang berisi pertanyaan-pertanyaan. Saya sebenarnya tidak akan menunjukkan jawaban manakah yang benar, saya membenarkan semua jawaban berdasarkan situasi dan kondisi dari masing-masing orang yang mengalami. Saya disini hanya ingin membawa anda sejenak jeda dan melirik sedikit pada kisah  pengalaman hidup saya seputar pergolakan pikiran dan batin dalam menghadapi kepahitan dalam hidup yang bahkan sampai membuat saya tak berdaya dan juga sampai yang membawa saya menuju kesadaran .Berawal dari sesuatu kejadian-kejadian buruk, kegagalan demi kegagalan yang saya alami sendiri dan sudah berlangsung lama, berbagai sensasi-sensasi rasa sakit, bingung, panik, phobia, dan rasa tidak enak lainnya menggelitik saya untuk menyapa anda-anda semua lewat blog yang saya buat ini. Tujuan saya menulis adalah berbagi pengalaman hidup, mungkin bagi yang membaca mempunyai perasaan yang sama atau hampir sama dengan apa yang saya rasakan, apa yang menjadi usaha-usaha saya semoga bisa menjadikan sedikit inspirasi. Saya yakin Tuhan memberi kepahitan hidup kepada kita agar supaya kita kuat dan menyadari bahwa memang kita disuruh membuktikan sendiri bahwa Kekuatan itu memang benar adanya dalam diri kita. Saya akan berusaha membawakan bahasa yang simple, tidak terlalu agamis, tapi semoga ada cukup muatan positif yang bisa masuk dalam penalaran, logika,  pemikiran yang lembut dan lugas dalam benak pembaca. saya hanya seorang yang sedang belajar mengerti arti hidup, bila ada kata-kata yang kurang berkenan atau membingungkan, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya. saya hanya berusaha jujur, dan berusaha memasukkan semua pengalaman ini pada menu keilmuan berdasarkan analisa pemikiran saya yang bodoh ini.
       Dalam blog ini akan saya paparkan pengalaman saya lewat cerita hidup per babak/part/bagian dan akan saya selipkan tips-tips dalam mengolah pikiran, menghadapi masalah stress dan depresi, dan tips-tips menata mental emosional yang lain. Tuhan, hamba meminta kekuatan. Terima kasih...... Amin.

"JADILAH AIR JANGAN JADI BATU"