Rabu, 01 Februari 2017

Pengalaman buruk waktu kecil




Pengalaman buruk waktu kecil

         Pelajaran dari alam menerangkan bahwa kesuksesan berawal dari pikiran. Dan bila kita mulai dari pikiran, maka pikiran positiflah yang memegang peranan sebagai motor kemajuan menuju kesuksesan kita. Lalu apakah pikiran negatif itu?apakah selamanya penghambat seseorang dalam kesuksesannya adalah pikiran negatif. Menurut saya pikiran negatif itu adalah pikiran yang muncul dari alam bawah sadar  yang tersimpan sebagai akibat dari memori kekecewaan, kegelisahan,dan pengalaman buruk seseorang di masa lalu dan muncul bersama-sama dengan nafsu , pikiran negatif  identik sebagai partner dari nafsu. Pikiran negatif bisa juga diartikan sebagai pikiran yang muncul yang akan membawa kita bertindak tidak sesuai dengan kenyataan yang ada, dia hanya ingin kita melakukan apa yang pikiran negatif tekankan itu untuk memuaskan nafsu belaka, tidak mempertimbangkan situasi, kondisi, dan kemampuan sehingga dampaknya lebih merugikan. Ada banyak  faktor  yang menyebabkan sesorang itu punya pikiran negatif yaitu faktor yang muncul dari internal dan faktor dari eksternal. Faktor internal mengacu pada pikiran negatif  yang bersumber dari dalam diri seseorang itu sendiri seperti bisikan hawa nafsu yang bermacam-macam dan dalam rentang  hidup seseorang itu menurutkan hawa nafsunya sehingga alam bawah sadar merekamnya dan jadilah pikiran negatif itu bersarang di tubuh dan pikiran kita. Sedangkan faktor eksternal mengacu pada tindakan atau perbuatan yang menyatu dalam pengalaman hidup seseorang yang dihasilkan dari tekanan dari luar diri seperti dari pola ajaran orang tua yang buruk, guru di sekolah yang bengal, teman yang nakal, atasan dalam lingkungan pekerjaan yang otoriter, dan perbuatan dari orang lain yang buruk (difitnah, dicaci, diasingkan, dibully, dan lain-lain). 
         Apakah pikiran negatif tidak berasal dari godaan syetan mas?saya disini bisa menjawab semampu saya bahwa iya bisa juga, syetan merayu manusia dengan menumpang didalam aliran nafsu dalam darah kita, terus mampir di pikiran dan dada kita lewat bisikan. Tapi saya berpendapat selama kita bisa menjaga kejernihan pikiran kita, syetan bisa kita perangi. Mengapa kita masih kadang masih kalah dengan memperturutkan hawa nafsu kita?karena didalam diri kita, di dalam pikiran kita masih tersimpan pikiran buruk yang merupakan tempat  syetan menancapkan kukunya dan eksis. Maka kita dalam agama disarankan belajar sabar, sembahyang, dan belajar mengendalikan hawa nafsu.Disini saya tidak akan membahas mengenai dominasi syetan terhadap manusia, tapi saya lebih tertarik untuk membahas bagaimana kita belajar bersikap, bertindak, dan berkata-kata sebagai hasil dari pola pikir yang terkendali sehingga tidak menyebabkan pikiran buruk bersarang di diri kita dan orang lain.
     Karena saya pernah mengalami desakan pikiran negatif dalam hidup saya yang juga saya rasa mempengaruhi munculnya pikiran buruk , saya akan menceritakan pengalaman buruk saya waktu saya kecil sampai menjelang dewasa yang mempengaruhi  jiwa, mental, dan  emosional saya. Disini juga saya akan tuliskan dampak dan penilaian saya sekarang setelah saya bisa menyadarkan diri saya dengan belajar menerima setiap keadaan, memaafkan perlakuan dari orang tua dari dulu sampai sekarang dan menyebutnya sebagai proses pendewasaan hidup. Semoga bisa menambah pengetahuan kita, dan bermanfaat bagi anda-anda para orang tua untuk lebih baik dalam mengarahkan anak-anaknya. Jangan sampai niat kita ingin menjadikan  anak sebagai manusia yang unggul, malah keliru menjadi sebaliknya.
a.      . Perlakuan: Saya jika berbuat kesalahan maka hukumannya dijewer, dipukul, dibentak-bentak
 Dampak    : Saya menjadi penakut, minder, takut berbuat salah jadi tertekan akhirnya jadi salah terus dan dipukul terus he he…
 Penilaian  : Sebaiknya anak kalo salah, ya ditegur dulu jangan langsung main pukul, masih kecil lebih baik diarahkan ke  bidang lain yang mendidik anak menjadi lebih mandiri. Boleh mukul tapi jika anak itu memang anak durhaka hue hue hue..
b.      Perlakuan: Orang tua saya sering bertengkar
Dampak    : Saya menjadi anak yang bingung, dan pendiam
Penilaian: Kalo bertengkar jangan didepan anak-anak, anak itu pikirannya itu masih polos. Nada tinggi itu mempengaruhi gelombang otak anak disamping Bising…!!mbudegi mak…!he he
c.      Perlakuan : Orang tua saya sering menitipkan saya ke orang lain
Dampak : saya menjadi penyendiri, tidak percaya diri
Penilaian : Kalau punya anak ya jangan sering dititipin ke orang, kasih sayang orang tua asli itu tak tergantikan, sakit rasannya kaya gak punya perhatian, lapar ditahan, sakit perut ditahan, kasihan benar.Diluar sana banyak orang menikah yang belum punya keturunan, maka yang sudah punya anak jangan engkau sia-siakan.
d    Perlakuan :Saya gak boleh ikut lomba yang saya senangi, jadi pesuruh buat beli rokok sering wkwkwk
Dampak: Mental terbelenggu, tidak percaya diri, minder
Penilaian: Anak itu butuh interaksi, butuh pengakuan diri yang positif akan kemampuannya. Anak itu bukan patung suruhan Pak, anak itu jangan jadikan pelampiasan kekesalan orang tua. Hutang-hutang sendiri gak bisa bayar anak-anak yang dimarahin yeee…..
e.   Perlakuan : Kerap dijanjikan mau dibelikan sesuatu tapi gak jadi-jadi lama nunggunya, giliran sempat membelikan sesuatu meleset dari keinginan saya
Dampak     : Saya menjadi sering berangan-angan (kelamaan nunggu janji), sedih yang tak bisa terucapkan
Penilaian : Lebih baik jangan menjanjikan sesuatu kepada anak, jika tidak mampu. Jujurlah kepada anak, berikan pengertian yang santun kepada anak jika anak meminta sesuatu yang diluar kemampuan orang tua.

     Itulah sekelumit contoh pengalaman saya waktu kecil dan masih banyak contoh lainnya. sepertinya sepele tapi itu sampai membekas dan menimbulkan pikiran buruk dalam diri saya. Saya baru menyadari setelah saya dewasa, ternyata hal-hal itulah yang menghambat kemajuan dalam hidup saya. Sampai sekarang, saya bersyukur pelan-pelan bisa mengurangi pikiran-pikiran buruk itu dengan:
a.     Menerima perlakuan orang tua saya sebagai ujian pendewasaan hidup.
b.   Seburuk-buruknya perlakuan orang tua terhadap kita, lebih buruk lagi jika kita membalas dengan keburukan. Meskipun kita sebagai anak benar, sedangkan orang tua kita salah, maka kita akan menjadi salah jika sampai membuat orang tua kita kecewa.
c.    Pilihlah kata –kata yang santun jika kita ingin mengingatkan orang tua kita. Ingat anak sampai kapanpun tidak bisa menggurui orang tua (kalah pamor mas he he). Anak hanya bisa mengingatkan….
d.     Menjadikan perbuatan buruk orang tua kita sebagai bahan penting buat pengajaran kita buat anak-anak kita nanti. Karena pengalaman buruk akan hilang dengan balasan kebaikan.
e.      Menyadari bahwa membutuhkan usaha dan kerja keras untuk bisa memaafkan diri sendiri.
f.        Mumpung orang tua kita masih hidup, sayangilah mereka, berbaktilah kepada merka, minta maaflah kepada mereka, maafkanlah dirimu sendiri, maka engkau akan sukses kawan.
Bagi para orang tua ya “jangan mentang-mentang jadi orang tua”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar