Pengalaman buruk waktu kecil
Pelajaran dari alam menerangkan bahwa kesuksesan berawal
dari pikiran. Dan bila kita mulai dari pikiran, maka pikiran positiflah yang
memegang peranan sebagai motor kemajuan menuju kesuksesan kita. Lalu apakah
pikiran negatif itu?apakah selamanya penghambat seseorang dalam kesuksesannya
adalah pikiran negatif. Menurut saya pikiran negatif itu adalah pikiran yang
muncul dari alam bawah sadar yang
tersimpan sebagai akibat dari memori kekecewaan, kegelisahan,dan pengalaman
buruk seseorang di masa lalu dan muncul bersama-sama dengan nafsu , pikiran
negatif identik sebagai partner dari
nafsu. Pikiran negatif bisa juga diartikan sebagai pikiran yang muncul yang
akan membawa kita bertindak tidak sesuai dengan kenyataan yang ada, dia hanya
ingin kita melakukan apa yang pikiran negatif tekankan
itu untuk memuaskan nafsu belaka, tidak mempertimbangkan situasi,
kondisi, dan kemampuan sehingga dampaknya lebih merugikan. Ada banyak faktor
yang menyebabkan sesorang itu punya pikiran negatif yaitu faktor yang
muncul dari internal dan faktor dari eksternal. Faktor internal mengacu pada
pikiran negatif yang bersumber dari
dalam diri seseorang itu sendiri seperti bisikan hawa nafsu yang bermacam-macam
dan dalam rentang hidup seseorang itu
menurutkan hawa nafsunya sehingga alam bawah sadar merekamnya dan jadilah
pikiran negatif itu bersarang di tubuh dan pikiran kita. Sedangkan faktor
eksternal mengacu pada tindakan atau perbuatan yang menyatu dalam pengalaman
hidup seseorang yang dihasilkan dari tekanan dari luar diri seperti dari pola
ajaran orang tua yang buruk, guru di sekolah yang bengal, teman yang nakal,
atasan dalam lingkungan pekerjaan yang otoriter, dan perbuatan dari orang lain yang buruk
(difitnah, dicaci, diasingkan, dibully, dan lain-lain).
Apakah pikiran negatif
tidak berasal dari godaan syetan mas?saya disini bisa menjawab semampu saya
bahwa iya bisa juga, syetan merayu manusia dengan menumpang didalam aliran
nafsu dalam darah kita, terus mampir di pikiran dan dada kita lewat bisikan.
Tapi saya berpendapat selama kita bisa menjaga kejernihan pikiran kita, syetan
bisa kita perangi. Mengapa kita masih kadang masih kalah dengan memperturutkan hawa
nafsu kita?karena didalam diri kita, di dalam pikiran kita masih tersimpan
pikiran buruk yang merupakan tempat
syetan menancapkan kukunya dan eksis. Maka kita dalam agama disarankan
belajar sabar, sembahyang, dan belajar mengendalikan hawa nafsu.Disini saya tidak akan membahas mengenai dominasi syetan
terhadap manusia, tapi saya lebih tertarik untuk membahas bagaimana kita
belajar bersikap, bertindak, dan berkata-kata sebagai hasil dari pola pikir
yang terkendali sehingga tidak menyebabkan pikiran buruk bersarang di diri kita
dan orang lain.
Karena saya pernah mengalami desakan pikiran negatif dalam
hidup saya yang juga saya rasa mempengaruhi munculnya pikiran buruk , saya akan
menceritakan pengalaman buruk saya waktu saya kecil sampai menjelang dewasa
yang mempengaruhi jiwa, mental, dan emosional saya. Disini juga saya akan tuliskan
dampak dan penilaian saya sekarang setelah saya bisa menyadarkan diri saya
dengan belajar menerima setiap keadaan, memaafkan perlakuan dari orang tua dari
dulu sampai sekarang dan menyebutnya sebagai proses pendewasaan hidup. Semoga
bisa menambah pengetahuan kita, dan bermanfaat bagi anda-anda para orang tua
untuk lebih baik dalam mengarahkan anak-anaknya. Jangan sampai niat kita ingin
menjadikan anak sebagai manusia yang
unggul, malah keliru menjadi sebaliknya.
a. . Perlakuan:
Saya jika berbuat kesalahan maka hukumannya dijewer, dipukul, dibentak-bentak
Dampak
: Saya menjadi penakut, minder,
takut berbuat salah jadi tertekan akhirnya jadi salah terus dan dipukul terus
he he…
Penilaian : Sebaiknya anak kalo salah, ya ditegur
dulu jangan langsung main pukul, masih kecil lebih baik diarahkan ke bidang lain yang mendidik anak menjadi lebih
mandiri. Boleh mukul tapi jika anak itu memang anak durhaka hue hue hue..
b.
Perlakuan:
Orang tua saya sering bertengkar
Dampak : Saya menjadi anak yang bingung, dan
pendiam
Penilaian:
Kalo bertengkar jangan didepan anak-anak, anak itu pikirannya itu masih polos.
Nada tinggi itu mempengaruhi gelombang otak anak disamping Bising…!!mbudegi
mak…!he he
c. Perlakuan
: Orang tua saya sering menitipkan saya ke orang lain
Dampak
: saya menjadi penyendiri, tidak percaya diri
Penilaian
: Kalau punya anak ya jangan sering dititipin ke orang, kasih sayang orang
tua asli itu tak tergantikan, sakit rasannya kaya gak punya perhatian, lapar
ditahan, sakit perut ditahan, kasihan benar.Diluar sana banyak orang menikah
yang belum punya keturunan, maka yang sudah punya anak jangan engkau
sia-siakan.
d Perlakuan
:Saya gak boleh ikut lomba yang saya senangi, jadi pesuruh buat beli rokok sering
wkwkwk
Dampak:
Mental terbelenggu, tidak percaya diri, minder
Penilaian:
Anak itu butuh interaksi, butuh pengakuan diri yang positif akan kemampuannya.
Anak itu bukan patung suruhan Pak, anak itu jangan jadikan pelampiasan
kekesalan orang tua. Hutang-hutang sendiri gak bisa bayar anak-anak yang
dimarahin yeee…..
e. Perlakuan
: Kerap dijanjikan mau dibelikan sesuatu tapi gak jadi-jadi lama nunggunya,
giliran sempat membelikan sesuatu meleset dari keinginan saya
Dampak : Saya menjadi sering berangan-angan
(kelamaan nunggu janji), sedih yang tak bisa terucapkan
Penilaian
: Lebih baik jangan menjanjikan sesuatu kepada anak, jika tidak mampu.
Jujurlah kepada anak, berikan pengertian yang santun kepada anak jika anak
meminta sesuatu yang diluar kemampuan orang tua.
Itulah sekelumit contoh pengalaman saya waktu kecil dan
masih banyak contoh lainnya. sepertinya sepele tapi itu sampai membekas dan
menimbulkan pikiran buruk dalam diri saya. Saya baru menyadari setelah saya
dewasa, ternyata hal-hal itulah yang menghambat kemajuan dalam hidup saya. Sampai
sekarang, saya bersyukur pelan-pelan bisa mengurangi pikiran-pikiran buruk itu
dengan:
a.
Menerima perlakuan orang tua saya sebagai ujian
pendewasaan hidup.
b.
Seburuk-buruknya perlakuan orang tua terhadap
kita, lebih buruk lagi jika kita membalas dengan keburukan. Meskipun kita
sebagai anak benar, sedangkan orang tua kita salah, maka kita akan menjadi
salah jika sampai membuat orang tua kita kecewa.
c.
Pilihlah kata –kata yang santun jika kita ingin
mengingatkan orang tua kita. Ingat anak sampai kapanpun tidak bisa menggurui
orang tua (kalah pamor mas he he). Anak hanya bisa mengingatkan….
d.
Menjadikan perbuatan buruk orang tua kita
sebagai bahan penting buat pengajaran kita buat anak-anak kita nanti. Karena
pengalaman buruk akan hilang dengan balasan kebaikan.
e.
Menyadari bahwa membutuhkan usaha dan kerja
keras untuk bisa memaafkan diri sendiri.
f.
Mumpung orang tua kita masih hidup, sayangilah
mereka, berbaktilah kepada merka, minta maaflah kepada mereka, maafkanlah
dirimu sendiri, maka engkau akan sukses kawan.
Bagi para orang tua ya “jangan mentang-mentang jadi orang
tua”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar